Jokowi: Negara Lain Turunkan Target, Indonesia Optimis
Naikkan Pertumbuhan Ekonomi
Kamis, 22 Januari 2015 | 16:54 WIB
Kompas.com/SABRINA ASRIL Presiden Joko Widodo
menyampaikan pernyataan pers kepada wartawan di istana kepresidenan, Rabu
(14/1/2015) malam terkait polemik pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai
Kapolri.
BOGOR, KOMPAS.com –
Presiden Joko Widodo membantah kalau pemerintah ragu akan target pertumbuhan
ekonomi 5,8 persen akan tercapai. Jokowi mengaku Indonesia justru menaikkan
target pertumbuhan ekonomi di saat negara-negara lain menurunkan targetnya.
“Kan tetap 5,8 persen, optimisnya sama pesimisnya.
Kita itu realistisnya tetapi negara yang lain mengurangi, kita itu menambah.
Kalau nanti bisa menjadi 5,6 persen atau 5,8 persen, saya kira itu prestasi
karena semua negara yang lain mengurangi,” kata Presiden Jokowi usai bertemu dengan
para bupati di Istana Bogor, Kamis (22/1/2015).
Saat itu Jokowi ditanya wartawan soal pernyataannya
yang menyebutkan target pertumbuhan ekonomi 2015 berkisar 5,6 persen – 5,8
persen. Padahal, pemerintah sebelumnya memasukkan asumsi pertumbuhan ekonomi
5,8 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
2015 yang kini tengah digodok Dewan Perwakilan Rakyat.
Menurut sejumlah lembaga keuangan, target itu cukup
tinggi mengingat Indonesia hanya mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1
persen pada 2014. Padahal, pada tahun itu, target yang ditetapkan yakni 5,3
persen.
Meski kerap meleset dari target, pemerintah tetap
menaikkan target di tahun 2015 ini. Jokowi pun mengaku membagikan sejumlah tips
kepada kepala daerah yang bertemu dengannya hari ini untuk bisa meraih target
itu.
Menurut dia, pencapaian pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak akan ada artinya apabila inflasi juga tinggi. Sehingga, setiap
kepala daerah diminta untuk bisa mengendalikan inflasi di masing-masing
daerahnya.
“Tadi disampaikan trik-trik praktis untuk menekan
inflasi di daerah lewat tim pengendalian inflasi di daerah (TPID). Apa yang
harus dilakukan, apa yang harus dikerjakan, siapa yang didatangi, dan dengan
cara apa inflasi bisa ditekan, “ ucap Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan pelayanan publik
terutama perizinan investasi harus dipermudah. Terakhir, Jokowi meminta agar
penyerapan anggaran tingkat nasional, provinsi, dan daerah bisa lebih dari 90
persen.
Penulis
|
: Sabrina Asril
|
Editor
|
: Bayu Galih
|
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar